Dunia otomotif tidak henti - hentinya merancang dan memodifikasi dan mengeluarkan produk - terbaru yang bisa bersaingan di pasaran otomotif serta mengeluarkan tehknik - tehknik baru dalam produk mereka yang bisa mendukung performa produk rakitan mereka dan bisa senyaman mungkin digunakan oleh para konsumen Produsen mobil dunia tidak hanya gencar memperkenalkan teknologi yang digunakan pada produk terbarunya untuk memanjakan konsumen, juga proses perakitan di pabrik. Contohnya, Honda Motor Co. Ltd., mengumumkan telah berhasil mengembangkan proses penyatuan (penyambungan) dua logam yang berbeda sifatnya, yaitu baja dan aluminium.
Honda mengklaim, ini merupakan pertama di dunia, teknologi tersebut digunakan untuk memproduksi mobil secara massal. Teknologi pengelasan yang disebut “Friction Stir Wleding (FSW)”, digunakan untuk menyambung baja dan aluminium yang digunakan sebagai subrangka.
Penggunaan aluminium pada bodi dan subrangka terus meningkat karena produsen berusaha membuat mobil yang semakin ringan. Dengan sendirinya, konsusmi bahan bakar bisa ditekan semakin irit dengan cara tersebut.
Accord 2013
Menurut Honda, teknik pengelasan baru tersebut akan diterapkan pada pertama kalinya pada Accord 2013 yang dirakit di Amerka Utara dan mulai dijual di AS pada 19 September mendatang. Direncanakan, teknologi ini juga nantinya akan diaplikasi pada model Honda lainnya.
FSW menurut Honda menghasilkan sambungan logam yang stabil antara baja dan aluminium. Cara kerja, perkakas las yang berada di atas aluminium dan baja yang akan disatukan berputar dengan tekanan tinggi. Hasilnya, kekuatan las menjadi sama atau lebih kuat dibandingkan dengan metode pengelasan konvensional menggunakan Metal Inert Gas atau MIG.
Total aluminium
Tujuan Honda menggunakan teknologi las ini agar dapat menggunakan subrangka dari aluminium. Saat, meski belum sepenuhnya menggunakan aluminium, namun sudah bisa menurunkan bobot bodi sampai 25 persen dibandingkan dengan menggunakan subrangka konvensional dari baja.
Keuntungan lain dari las ini, konsumsi listrik selama proses pengelasan hanya sekitar 50 persen dari metode lama. Dijelaskan pula, dengan cara ini nanti akan bisa mengubah struktur sub rangka dan titik pemasangan suspensi. Hasilnya, kekokohan pemasangan bertambah sampai 20% dan berkontribusi membuat mobil lebih dinamis (lincah dan nyaman).
Sebelumnya teknologi FSW membutuhkan perlengkapan banyak karena dilakukan oleh robot. Dijelaskan pula, metode baru ini bisa pula digunakan untuk mengelas aluminium dengan aluminium. Dengan ini diharapkan, nantinya seluruh subrangka bisa menggun akan aluminium.
Sedangkan untuk memeriksa hasil pekerjaan, Honda menggunakan sistem inpeksi yang tidak merusak. Untuk itu digunakan kamera yang sangat peka terhadap infra-merah dan sinar laser. Dengan ini pemeriksaan bisa langsung dilakukan ditempat perakitan terhadap setiap komponen atau unit.
sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar